Sabtu, 05 Mei 2012

[Opini] Jangan Langsung Percaya Terjemahan Materi Hallyu!

Karena sepertinya rata2 materi Hallyu한류: demam Korea / K-wave.
Untuk penjelasan lebih lanjut, silahkan klik kata ini
(berbahasa Korea pastinya) yang diterjemahkan ke dalam bhs Indonesia, diterjemahkannya gak langsung dari bhs Korea, melainkan dari bhs Inggris.. Dan jika ini terjadi, ada kecenderungan timbulnya salah paham karena adanya perbedaan struktur bahasa & budaya antara ketiga bahasa ini (Korea, Inggris, Indonesia)
>

Sekali lagi, struktur & budaya dalam bahasa Korea, bahasa Inggris, dan bahasa kita (Indonesia) itu berbeda. Sesuatu yg berbahasa Korea bisa saja diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris / bahasa Indonesia dengan baik, jika kita menerjemahkannya langsung dari bahasa asli (Korea). Celakanya, jika kita menerjemahkan materi berbahasa Korea lewat terjemahan bahasa Inggris-nya, dan kita tidak melihat konteks dan langsung menerjemahkan mentah-mentah terjemahan bahasa Inggris tersebut. Jika ini terjadi, habislah kita.. ~__~

Kenapa bisa begitu? Karena bahasa Korea sangat mementingkan konteks. Subjek dan atau objek bisa (dan hampir selalu) dihilangkan asalkan konteksnya jelas.

Contoh gampangnya, anggap ada seorang anak bernama Minji berkata pada ibunya:
"엄마, 사랑해요~"
(omma, saranghaeyo).
Arti harfiah: "Ibu, cinta" / "Ibu, mencintai" (subjek ('I') dan objek ('you') dihilangkan karena konteksnya sudah jelas)
Tentunya, seperti yang para K-lovers tahu, kalimat itu bisa diterjemahkan sebagai "Mom, I love you!" (bahasa Inggris) atau "Ibu, aku sayang ibu" / "Ibu, Minji sayang ibu" (bahasa Indonesia). Yang gawat adalah, jika seseorang menerjemahkan kalimat ini mentah2 dari terjemahan bhs Inggrisnya sehingga menjadi:
"Ibu, aku sayang kamu!"

 "Ibu, aku sayang kamu!"

What?? ಠ_ಠ

Oh, God...

Apa teman2 bisa menyebut orang-tua teman2 dengan 'kamu'? Nggak kan?? Itu nggak sopan banget kaannn???? Kita orang Indonesia, orang Asia, dan seperti halnya orang Asia lainnya, budaya kita sangat menghormati orang yang lebih tua. Dan hal ini salah satunya kita tunjukkan dalam bahasa: kita tidak akan menggunakan 'kamu' untuk menyebut orang tua kita. Kita akan menggunakan kata lain dimana seolah-olah kita membicarakan orang ketiga: ibu / mama / bunda (tergantung kita menyebut ibu kita dengan kata yg mana). Contoh:: "Mama, aku sayang deh, sama Mama!". Bukan "Mama, aku sayang deh, sama kamu!" → apaah?? → Memangnya kita lagi ngomong ke pacar?? ಠ_ಠ Kalaupun sama pacar/pasangan, supaya tercipta efek yg lebih halus/manis, rasanya kita akan menggunakan kata pengganti orang ketiga ('sayang' / 'mas' / 'aa' dll (kalau ke cowok) / 'dek'  (kalau ke cewek), dsb.

Nah, hal ini juga terjadi pada bahasa Korea, dimana, walaupun ketika 'kamu' dirasa perlu untuk disebut secara eksplisit, mereka akan menggunakan 'pengganti kamu'. 'You' bisa diterjemahkan secara harfiah ke dalam bhs Korea dengan '너' (suasana akrab/ sudah sangat dekat/ ke orang yg "derajat"nya di bawah kita) atau '그대' (puitis) atau '당신' (yg ini ribet ngejelasin pemakaiannya, lebih baik hindari deh, penggunaan 당신). Penggunaan 'you' yang benar-benar 'you' dalam bahasa Korea sehari-hari akan lebih banyak menggunakan 'you' yg '너' (/ 네 - dibacanya seperti 니. Beda 너 sama 네 mirip2 'I' dan 'me' kalau di bahasa Inggris), sedangkan sisanya, 'you' yang dipakai akan menggunakan kata ganti lain (yg seolah merujuk pada orang ketiga || contoh: nama / jabatan / pekerjaan / posisi orang yg bersangkutan bagi kita).

Dalam bahasa Inggris tidak ada kalimat, "Mom, I love Mom" (ketika lawan bicara adalah sang ibu yang bersangkutan). Karena memang budaya mereka tidak mempermasalahkan hal tersebut. Tapi lain halnya dengan budaya kita (dan budaya Korea juga).

Sekali lagi, bhs Korea sangat mementingkan konteks. Pemakaian subjek & objek yang berlebihan dalam bahasa Korea dalam suatu kalimat bisa membuat kalimat tersebut terdengar lebay & aneh.. Jadi pada bahasa Korea kita memang jarang sekali menemukan subjek / objek secara eksplisit.. Dalam hal ini, bahasa kita lebih mirip dengan bahasa Inggris, dimana subjek & objek sangat sering disebut secara eksplisit. Sedangkan mengenai pemakaian 'you' dalam bahasa Inggris sangat berbeda dengan bahasa Korea. Dalam hal ini, bahasa kita lebih mirip bahasa Korea. Di mana sering kali kita menggunakan 'nama' atau 'posisi/siapa orang tersebut bagi kita' sebagai pengganti 'you' yang eksplisit. Contoh:
Sulis: "Bu, kapan ibu bisa ke kampus untuk asistensi skripsi saya?" (via telepon)
Ibu Dosen: "Besok ya. Tapi saya mau kamu sudah sampai Bab 3."
Posisi Ibu Dosen lebih tinggi dari si Sulis, jadi Ibu Dosen boleh2 aja dongg, pake kata 'kamu'. Tapi coba bayangkan, kalau si Sulis bilang
"Bu, kapan kamu bisa ke kampus untuk asistensi skripsi saya?". 
Cuma satu kata yang beda dari kalimat yg sebelumnya, tapi dampaknya? Saya rasa si Sulis akan terancam gak bisa ikut sidang skripsi semester itu! hehe.. Padahal kalau dalam bhs Inggris kan, si Sulis bisa dengan nyantai pake 'you':
"Prof, when will you have time to assist my thesis?"

Ini juga terjadi dalam bahasa Korea. Contoh:
[Situasi: Se-hee lagi diskusi sama dosennya]
[kr] 세희: "교수님도 아셨지요?~" (terjemahan harfiahnya: prof juga tahu kan?)
[id] Se-hee: "Bapak juga mengetahuinya, kan?"
[en]Se-hee: "I suppose you know that too, Sir?"  
Terlihat kan? Baik di Korea maupun di Indonesia, kita sama2 menghindari penggunaan 'you' secara eksplisit ke orang yg kita hormati. Beda sama bhs Inggris, yang terasa akan sulit sekali kalau tidak menggunakan 'you'.

Kalau ada yang bertanya2 ngapain sih, saya capek2 tulis semua?? Karena saya capek melihat fenomena "salah terjemahan" dalam fenomena per-Hallyu-an di Indonesia. Ya terjemahan artikel di internet, ya terjemahan dubbingan K-drama di TV nasional yang (bisa dibilang) ternama..

Maaf kalau bahasa saya belibet & bertele2.. Saya akui, saya selalu kesulitan dalam mengungkapkan opini secara terstruktur dan 'to the point'.. Semoga maksud saya tetap dapat dipahami :3
Kalau ada yg salah, tolong dikasih tau yaa, dan mohon maaf jika ada kata2 yg kurang berkenan :3



Regards!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar